Selama ini kita memahami Kejadian 1:1-31 sebagai kisah penciptaan
dunia, bahkan banyak yang hanya memahaminya sebagai kisah penciptaan
bumi dan isinya. Bumi adalah tempat manusia tinggal. Dunia adalah alam
semesta. Langit adalah kubah yang kelihatan ketika manusia menatap
angkasa. Mari kita mempelajarinya sekali lagi dengan membuang semua
prasangka dan melihat apa yang kita pahami darinya kali ini.
Kisah Penciptaan Sorga dan Dunia
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Kejadian 1:1
Ini adalah kisah penciptaan sorga dan dunia. Bukan hanya penciptaan
bumi, bukan hanya penciptaan dunia namun kisah penciptaan sorga dan
dunia.
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap
gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air. Kejadian 1:2
Belum berbentuk bisa berarti belum ada namun bisa juga berarti belum
berbentuk seperti sekarang. Kosong bisa berarti tidak ada namun bisa
juga berarti belum diisi. Dunia belum berbentuk dan kosong artinya
pekerjaan penciptaan dunia belum dimulai. Walaupun pekerjaan penciptaan
belum di mulai, namun saat itu sudah ada tiga kdberadaan yaitu: Gelap,
Samudera dan Roh Allah. Ketiga-Nya bukan ciptaan karena sudah ada
sebelum penciptaan dimulai.
Hari Pertama – Jadilah Terang
Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Kejadian 1:3
Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Kejadian 1:4
Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. Kejadian 1:5
Allah menciptakan Terang hanya dengan berfirman, menyatakan
kehendak-Nya. Dia lalu memisahkan Terang dari Gelap. Gelap bukan ciptaan
karena sudah ada sebelum pekerjaan penciptaan dimulai. Allah lalu
menamai Terang itu Siang dan Gelap itu Malam. Jadilah petang dan jadilah
pagi, itulah hari pertama.
Terang = Siang
Gelap = Malam
Hari Kedua – Batas Air Adalah Sorga
Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” Kejadian 1:6
Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia
memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di
atasnya. Dan jadilah demikian. Kejadian 1:7
Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. Kejadian 1:8
Cakrawala (ra•ki•a’) tidak tercipta hanya dengan berfirman namun
dijadikan. Setelah menyatakan yang dikehendaki-Nya, Allah lalu
menjadikan apa yang dikehendaki-Nya itu. Allah tidak menciptakan Air
sebab Air sudah ada sebelum pekerjaan penciptaan dimulai. Allah menamai
cakrawala itu Sorga (sha•ma•yim). Sorga memisahkan Air dari Air sehingga
ada Air di atas Sorga dan ada Air di bawah Sorga. Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari kedua.
Hari Ketiga – Air dan Bumi Adalah Allah
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala
air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan
yang kering.” Dan jadilah demikian. Kejadian 1:9
Lalu Allah menamai yang kering itu
darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa
semuanya itu baik. Kejadian 1:10
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah
menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis
pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada
tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian. Kejadian 1:11
Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda,
segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan
yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu
baik. Kejadian 1:12
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. Kejadian 1:13
Ketika memisahkan air dari bagian yang kering, Allah hanya perlu
menyatakan kehendak-Nya dengan berfirman, Dia tidak perlu melakukan
pekerjaan yang dikehendaki-Nya tersebut. Air itu merespon kehendak
Allah. Tidak semua Air dipisahkan dari bagian yang kering, hanya Air
yang ada di bawah Sorga. Allah menamai yang kering itu Darat, dan
kumpulan air itu dinamai-Nya Laut. Sekarang kita tahu bahwa Allah tidak
menciptakan daratan karena pada mulanya daratan itu ada bersama-sama Air
dan Air sudah ada sebelu pekerjaan penciptaan dimulai.
Sama seperti Air, Tanah juga langsung merespon kehendak Allah dengan
menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji
dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji,
begitu Allah menyatakan kehendak-Nya. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari ketiga.
Hari Keempat – Allah dan Firman
Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda
penerang pada cakrawala sorga untuk memisahkan siang dari malam.
Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan
masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, Kejadian 1:14
dan sebagai penerang pada cakrawala sorga biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. Kejadian 1:15
Maka Allah menjadikan kedua benda
penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang
dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga
bintang-bintang. Kejadian 1:16
Allah menaruh semuanya itu di cakrawala sorga untuk menerangi bumi, Kejadian 1:17
dan untuk menguasai siang dan malam, dan
untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu
baik. Kejadian Kejadian 1:18
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. Kejadian 1:19
Kata “benda-benda” dan “benda” di dalam Kejadian 1:14-15,17 sama
sekali tidak ada di dalam bahasa aslinya. Kata “cakrawala” di dalam di
dalam ayat-ayat tersebut diterjemahkan dari dua kata yaitu: Raqiya yang
artinya cakrawala dan Shamayim yang artinya sorga. Dengan demikian, maka
terjemahan yang tepat dari frasa: bir•ki•a’ ha•sha•ma•yim adalah
cakrawala di Sorga. Kata memisahkan di dalam ayat-ayat tersebut di atas
diterjemahkan dari kata Ibrani badal (baw-dal’), kata kerja artinya
memisahkan; memecah; membedakan. Setelah membenahi terjemahan ayat-ayat
tersebut di atas maka kita akan memahaminya dengan makna yang berbeda
dari yang selama ini kita pahami. Setelah membenahi terjemahan ayat-ayat
tersebut di atas maka kita akan memahaminya dengan makna yang berbeda
dari yang selama ini kita pahami.
Siang adalah nama untuk Terang yang diciptakan oleh Allah pada hari
pertama. Malam adalah nama yang diberikan kepada Gelap yang sudah ada
sebelum penciptaan. Pada Kejadian 1:4 Terang itu sudah dipisahkan dari
Gelap. Apabila kita menerjemahkan kata badal (baw-dal’) di dalam
Kejadian 1:4 sebagai memisahkan, maka kata tersebut di dalam Kejadian
1:14,18 harus diterjemahkan sebagai membedakan sebab yang sudah
dipisahkan mustahil dipisahkan lagi. Apabila di Kejadian 1:4
diterjemahkan membedakan, maka di Kejadian 1:14,18 harus dipahami
sebagai memisahkan. Menurut saya, kata badal (baw-dal’) di dalam
Kejadian 1:4 lebih tetpat dipahami sebagai membedakan sementara di dalam
Kejadian 1:14,18 harus dipahami sebagai memisahkan.
Penerang Besar berkuasa atas Terang alias Siang. Penerang Kecil
berkuasa atas Gelap alias Malam. Selain menciptakan kedua Penerang itu
Allah juga menciptakan bintang-bintang. Kedua Penerang itu tidak
tercipta hanya dengan berfirman namun dijadikan oleh Allah setelah Dia
menyatakan kehendak-Nya. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
keempat.
Siang = Terang
Malam = Gelap
Hari Kelima – Burung-Burung Di Sorga
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah dalam air
berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di
atas bumi melintasi dan di atas cakrawala sorga.” Kejadian 1:20
Maka Allah menciptakan binatang-binatang
laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang
berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah
melihat bahwa semuanya itu baik. Kejadian 1:21
Lalu Allah memberkati semuanya itu,
firman-Nya: “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah
air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.”
Kejadian 1:22
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima. Kejadian 1:23
Kata “melintasi” di dalam Kejadian 1:20 diterjemahkan dari kata
Ibrani “al” yang artinya: di atas. Kata cakrawala diterjemahkan dari
frasa Ibrani re•ki•a’ ha•sha•ma•yim yang artinya cakrawala sorga.
Setelah membenahi terjemahannya, maka kita dapat memahami ayat-ayat
tersebut di atas sebagai berikut:
Ada tiga jenis binatang yang diciptakan oleh Allah pada hari ini yaitu:
1. binatang-binatang laut yang besar
2. Segala makluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air
3. Segala burung bersayap
Setelah memberkati semuanya Allah memberi mandat agar semua
ciptaan-Nya yang di bumi berkembang biak, itu berarti burung-burung
bersayap di cakrawala sorga tidak berkembang biak. Semuanya itu tidak
tercipta hanya dengan berfirman namun diciptakan oleh Allah setelah Dia
menyatakan kehendak-Nya. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
kelima.
Hari Keenam – Gambar & Rupa KITA bukan GAMBAR-Nya
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah bumi
mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata
dan segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. Kejadian 1:24
Allah menjadikan segala jenis binatang
liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka
bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Kejadian 1:25
Berbeda dengan ketika menciptakan
berbagai macam tanaman, kali ini bumi sama sekali tidak merespon ketika
Allah menyatakan kehendak-Nya. Maka Allah menjadikan segala jenis
binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata
di muka bumi.
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan
atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
Kejadian 1:26
Maka Allah menciptakan manusia itu
menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki
dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Kejadian 1:27
Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Kejadian 1:28
Allah yang menciptakan Sorga dan Dunia serta segala isinya tidak
sendirian. Kita mengetahui hal itu ketika salah satu Allah mengajak
Allah yang lain untuk menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Mereka.
Allah lalu menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, pertama-tama
diciptakannya dia lalu diciptakannya mereka laki-laki dan perempuan.
Yang dikehendaki oleh Allah adalah menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa Mereka sementara yang diciptakan oleh Allah adalah manusia
menurut gambar-Nya. Itu berarti ketika diciptakan manusia belum sempurna
karena baru menurut gambar-Nya belum menurut gambar dan rupa Mereka.
Setelah diciptakan Allah lalu memberi mandat kepada mereka, bukan
dia. Kepada mereka artinya kepada semua manusia. Mandat itu adalah:
1. Beranakcucu
2. Memenuhi dunia
3. Menaklukkan dunia
4. Berkuasa atas semua binatang di dunia
Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku
memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi
dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi
makananmu. Kejadian 1:29
Tetapi kepada segala binatang di bumi
dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang
bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.”
Dan jadilah demikian. Kejadian 1:30
Maka Allah melihat segala yang
dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari keenam. Kejadian 1:31
Allah lalu menetapkan apa yang boleh di makan oleh manusia dan
binatang-bintang di dunia. Yang boleh di makan manusia hanya
tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Yang boleh dimakan binatang hanya
tumbuh-tumbuhan hijau.
Hari Ketujuh – Berhenti Dari Segala Pekerjaan Penciptaan
Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Kejadian 2:1
Ketika Allah pada hari ketujuh telah
menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari
ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Kejadian 2:2
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu
dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala
pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Kejadian 2:3
Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Kejadian 2:4a
Pada hari ketujuh Allah berhenti dari segala pekerjaan yang telah
dibuat-Nya. Dia lalu memberkati hati ketujuh itu dan menguduskannya,
karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan
yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah diselesaikan sorga dan dunia dan
segala isinya.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Gelap dan Samudera serta Roh Allah sudah ada sebelum pekerjaan
penciptaan di mulai. Apakah ketiga-Nya adalah Sang Pencipta?
Benar! Gelap dan Samudera alias Air serta Roh Allah adalah Sang Pencipta.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Yohanes 1:1
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Yohanes 1:2
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Yohanes 1:3
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Yohanes 1:4
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Yohanes 1:5
Alkitab mengajarkan bahwa yang ada sebelum penciptaan adalah Sang
Pencipta. Dengan membandingkan Kejadian 1:3-5 dengan Yohanes 1:1-5 kita
dapat menarik kesimpulan bahwa Gelap dan Terang di dalam Kejadian 1:3-5
adalah Gelap di dalam Yohanes 1:4-5. Dengan membandingkan Kejadian
1:14-18 dan Yohanes 1:1-5 maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa
Terang Besar adalah Allah (Theos) sementara Terang Kecil adalah Firman
(Logos).
Firman itu telah menjadi manusia, dan
diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran. Yohanes 1:14
Tidak seorangpun yang pernah melihat
Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang
menyatakan-Nya. Yohanes 1:18
Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi
Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman
kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan
tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.
Yohanes 1:33
Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” Yohanes 1:34
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap
gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air. Kejadian 1:2
Kata “menutupi” dan kata “di atas” dalam Kejadian 1:2 diterjemahkan
dari kata Ibrani yang sama yaitu “Al” yang artinya “di atas”. Karena
Gelap dan Roh Allah sama-sama ada di atas Samudera alias Air, bukankah
itu berarti Kedua-Nya ada di pangkuan Bapa alias Samudera alias Air?
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari
takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Wahyu 22:1
Sorga adalah batas Air. Sorga membatasi Air yang di atas dan yang di
bawah. Air yang ada di Sorga mengalir keluar dari takhta Allah dan
takhta Anak Domba.
2. Anda mengajarkan bahwa Air adalah Bapa. Allah memisahkan Air di
atas dan Air di bawah dengan Sorga. Ketika Allah menghendaki Air di
bawah berkumpul pada suatu tempat, maka Air menanggapi-Nya sehingga
nampaklah bagian kering yang lalu dinamakan darat atau bumi. Ketika
Allah menghendaki berbagai tumbuhan, maka bumi menanggapi-Nya dengan
menumbuhkan berbagai tumbuhan. Apabila yang anda ajarkan benar, bukankah
itu berarti laut dan bumi adalah Bapa? Bukankah itu berarti air dan
bumi hidup? Bukankah itu berarti penyembahan alam adalah bentuk
penyembahan kepada Bapa?
Kata Yesus kepadanya: “Percayalah
kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah
Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Yohanes 4:21
Tetapi saatnya akan datang dan sudah
tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam
roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Yohanes 4:23
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”Yohanes 4:24
Dan aku tidak melihat Bait Suci di
dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya,
demikian juga Anak Domba itu. Wahyu 21:22
Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari
takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Wahyu 22:1
Anda salah. Bukan saya namun Alkitablah yang mengajarkan bahwa Air
adalah Bapa. Saya hanya menunjukkan apa yang tercatat di dalam Alkitab.
Pada hari ketiga, Air dan Bumi memang merespon kehendak Allah. Namun
pada hari ke lima dan keenam, air dan bumi tidak merespon kehendak Allah
sama sekali. Setelah hari kelima, kehidupan mengalir dari Allah.
Menyembah alam bukan menyembah Allah apalagi menyembah Bapa karena
Bapa menghendaki agar kita menyembah-Nya dalam Roh dan Kebenaran. Roh
adalah Allah dan kebenaran adalah Tuhan Yesus. Menyembah Bapa dalam Roh
dan Kebenaran berarti menyembah Allah dan Tuhan Yesus. Tentang alam,
yang Bapa kehendaki dari kita adalah mengusahakannya, bukan
menyembahnya.
Setiap manusia ternyata bodoh, tidak
berpengetahuan, dan setiap pandai emas menjadi malu karena patung
buatannya. Sebab patung tuangannya itu adalah tipu, tidak ada nyawa di
dalamnya, semuanya adalah kesia-siaan, pekerjaan yang menjadi buah
ejekan, dan yang akan binasa pada waktu dihukum. Yeremia 10:14-15
Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah
kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari
hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang
memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku
dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan
di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya,
sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala
itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat.”
Yeremia 10:3-5
Apakah gunanya patung pahatan, yang
dipahat oleh pembuatnya? Apakah gunanya patung tuangan, pengajar dusta
itu? Karena pembuatnya percaya akan buatannya, padahal berhala-berhala
bisu belaka yang dibuatnya. Celakalah orang yang berkata kepada sepotong
kayu: “Terjagalah!” dan kepada sebuah batu bisu: “Bangunlah!” Masakan
dia itu mengajar? Memang ia bersalutkan emas dan perak, tetapi roh tidak
ada sama sekali di dalamnya. Habakuk 2:18-19
Ayat-ayat tersebut di atas memberi jaminan kepada kita bahwa Bapa
tidak tinggal di dalam alam dan benda-benda yang berasal dari alam.
Penyembahan benda-benda dan alam adalah penyembahan berhala.
3. Apakah bintang-bintang di dalam Kejadian 1:16 adalah malaikat-malaikat?
Dan rahasia ketujuh bintang yang telah
kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh
bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu
ialah ketujuh jemaat.” Wahyu 1:20
“Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di
tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Wahyu 2:1
Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat
di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan
ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan
hidup, padahal engkau mati! Wahyu 3:1
pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? Ayub 38:7
Untuk sementara kita dapat menarik kesimpulan bahwa bintang-bintang
di dalam Kejadian 1:16 adalah malaikat. Bila saatnya tiba kita akan
mempelajari apa yang diajarkan oleh Alkitab tentang malaikat.
4. Anda mengajarkan bahwa selain yang di atas bumi Allah juga
menciptakan burung-burung bersayap yang terbang di angkasa Sorga. Apa
yang anda maksudkan dengan burung-burung sorga itu?
Dalam tahun matinya raja Uzia aku
melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung
jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Yesaya 6:1
Para Serafim berdiri di sebelah
atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk
menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan
dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Yesaya 6:2
Dan mereka berseru seorang kepada
seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh
bumi penuh kemuliaan-Nya!” Yesaya 6:3
Pada kerub-kerub itu tampak yang menyerupai tangan manusia di bawah sayap mereka. Yehezkiel 10:8
Aku melihat, sungguh, di samping
kerub-kerub itu terdapat empat roda, satu roda di samping seorang kerub,
dan roda-roda ini kelihatannya seperti kilauan permata pirus. Yehezkiel
10:9
Kelihatannya keempatnya adalah serupa, seolah-olah roda yang satu di tengah-tengah yang lain. Yehezkiel 10:10
Kalau mereka berjalan mereka dapat
menuju keempat jurusan tanpa berbalik kalau berjalan; karena tempat mana
yang dituju oleh yang di muka, ke situlah pergi yang lain-lain, tanpa
berbalik kalau berjalan. Yehezkiel 10:11
Seluruh badan mereka, punggungnya,
tangannya, sayapnya, dan roda-rodanya penuh dengan mata sekelilingnya,
ya, roda-roda mereka berempat juga. Yehezkiel 10:12
Aku dengar bahwa roda-rodanya disebut “puting beliung”. Yehezkiel 10:13
Masing-masing mempunyai empat muka: muka
yang pertama ialah muka kerub, yang kedua ialah muka manusia, yang
ketiga ialah muka singa dan yang keempat ialah muka rajawali. Yehezkiel
10:14
Kerub-kerub itu naik ke atas. Itulah makhluk-makhluk hidup yang dahulu kulihat di tepi sungai Kebar. Yehezkiel 10:15
Kalau kerub-kerub itu berjalan,
roda-roda itu juga berjalan di samping mereka; kalau kerub-kerub itu
mengangkat sayapnya untuk terbang dari tanah, roda-roda itu tidak
bergerak dari samping mereka. Yehezkiel 10:16
Kalau kerub-kerub itu berhenti,
roda-roda itu berhenti, kalau kerub-kerub itu naik ke atas, roda-roda
itu sama-sama naik dengan mereka; sebab roh makhluk-makhluk hidup itu
ialah di dalam roda-roda itu. Yehezkiel 10:17
Sekali lagi, bukan saya namun Alkitab yang mengajarkan hal itu.
Serafim dan Kerub adalah dua jenis makluk di Sorga yang memiliki sayap.
Kita dapat menyebut keduanya burung Sorga yang diciptakan pada hari
kelima.
5. Apabila Terang di Kejadian 1:3 dan Kejadian 1:14-18 adalah
Allah seperti yang tercatat di dalam Yohanes 1:1-34. Bukankah itu
berarti gelap dan terang yang kita lihat di dalam kehidupan sehari-hari
adalah Allah, karena Alkitab sama sekali tidak mencatat kisah penciptaan
gelap dan terang?
yang menjadikan terang dan menciptakan
gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah
TUHAN yang membuat semuanya ini. Yesaya 45:7
Dan kota itu tidak memerlukan matahari
dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan
Anak Domba itu adalah lampunya. Wahyu 21:23
Dan malam tidak akan ada lagi di sana,
dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab
Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai
raja sampai selama-lamanya. Wahyu 22:5
Alkitab memang tidak mencatat kisah penciptaan gelap dan terang
dengan gamblang, namun Yesaya 45:7 menyatakan bahwa TUHAN yang
menciptakan gelap dan menjadikan terang. Di samping itu, Wahyu 21:23 dan
Wahyu 22:5 adalah catatan tentang Sorga. Kedua ayat tersebut dengan
gamblang mengajarkan tentang keberadaan terang yang berasal dari
matahari, bulan dan lampu. Terang yang berasal dari ketiga benda
penerang tersebut adalah terang yang diciptakan Allah menurut Yesaya
45:7.
6. Bukankah anda mengajarkan bahwa Yesus adalah Gelap? Karena
Yesus adalah Gelap, kenapa di dalam Wahyu 21:23 diajarkan bahwa Anak
Domba alias Yesus adalah lampunya?
Bukan saya, namun Alkitab yang mengajarkan bahwa Yesus adalah Gelap.
Anda harus paham bahwa Gelap dan Terang adalah nama yang diberikan
kepada Pencipta agar manusia dapat mengenal dan membedakan-Nya. Tuhan
yang kita sembah adalah Tuhan Yang Mahagelap, artinya Tuhan yang
mustahil dikenal oleh manusia. Agar dapat dikenali maka Tuhan lalu
menciptakan Tuhan Yang Mahaterang.
Tuhan Yang Mahaterang adalah Tuhan Yang Mahagelap yang menjadikan
diri-Nya dapat dikenali oleh manusia. Ada dua Tuhan yang dapat dikenali
oleh manusia. Yang satu dinamai Gelap karena Dia merelakan diri-Nya
untuk hidup dalam kegelapan manusia. Yang lain dinamai Terang karena Dia
merelakan diri-Nya untuk hidup menerangi manusia dan Gelap yang hidup
dalam kegelapan manusia.
Kedua Tuhan itu, Gelap dan Terang bersama-sama menerangi manusia agar
mampu mengenal Tuhan Tritunggal yang kita sembah. Itu sebabnya di dalam
Kejadian 1:14-18 diajarkan bahwa Gelap maupun Terang adalah Terang yang
akan menerangi dunia.
7. Air adalah Bapa. Bahkan pada zaman langit dan bumi baru serta
Yerusalem baru pun manusia tidak melihat-Nya karena dibatasi oleh Sorga.
Adakah ayat-ayat Alkitab yang dapat meyakinkan saya bahwa Air alias
Bapa itu memang ada?
Apabila anda mempelajari Kejadian 1:1-31 dengan teliti maka anda akan
mendapati bahwa setelah penciptaan, Allah menghakimi yang diciptakan
oleh Allah itu baik. Namun setelah manusia diciptakan, Allah sama sekali
tidak menghakimi yang diciptakan oleh Allah itu baik. Apakah manusia
yang diciptakan oleh Allah itu tidak baik sehingga Allah tidak memujinya
baik? Apabila Allah memang tidak puas dengan manusia yang diciptakan
oleh Allah, mustahil Kejadian 1:31 mencatat bahwa, Allah melihat segala
yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
Allah menghakimi yang diciptakan oleh Allah. Dari Yohanes 1:1-34 kita
mengetahui bahwa yang melakukan penciptaan adalah Gelap dan Terang
alias firman (Logos). Itu berarti Air alias Bapa sama sekali tidak
mencipta karena Dia hanya menyatakan kehendak-Nya. Itu berarti Bapa
alias Airlah yang menghakimi apa yang telah diciptakan oleh Allah alias
Firman alias Gelap dan Terang.
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari
diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan
penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri,
melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. Yohanes 5:30
Ketika di dunia, Yesus Kristus menyakan bahwa Dia tidak melakukan
kehendak-Nya sendiri namun kehendak Bapa. Lebih lanjut dia menyatakan
bahwa Dia tidak menghakimi menurut kehendak-Nya sendiri namun kehendak
Bapa yang mengutus-Nya. Itu berarti, Bapa alias Air adalah HAKIM AGUNG
di Sorga dan di Dunia.
Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa
oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang
berasal dari air dan oleh air, 2 Petrus 3:5
dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. 2 Petrus 3:6
Tetapi oleh firman itu juga langit dan
bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari
penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. 2 Petrus 3:7
Handai taulan sekalian, ketika anda mengucapkan kata langit, apa yang
anda maksudkan? Bukankah yang anda maksudkan adalah kubah yang nampak
ketika anda menengadah ke angkasa? Apakah kubah itu ada? Ilmu
pengetahuan hingga saat ini belum mengajarkan bahwa kubah yang kita
lihat itu sesungguhnya tidak ada! Setelah mempelajari Kejadian 1:1-31
kita tahu bahwa apa yang diterjemahkan sebagai langit oleh Alkitab
terjemahan LAI adalah Sorga.
Sorga sudah ada sejak dahulu demikian juga dunia. Sejak dahulu
artinya sejak sebelum Tuhan melakukan penciptaan. Bumi berasal dari Air
dan oleh Air artinya bumi diciptakan oleh Air dari Air. Kejadian 1:6-13
mencatat kisah Air menciptakan Sorga dan Dunia. Setelah hari keempat,
Kedua Penerang itulah yang melanjutkan penciptaan Sorga dan Dunia.
Siapakah yang memusnahkan dunia dengan air bah? Firman (Logos) atau
Allah (Theos)? Bukan kedua-Nya namun Air alias Bapa. Air bukan air yang
kita lihat sehari-hari karena Air adalah Bapa, Dia adalah HAKIM AGUNG.
Dia menghakimi dan menghukum. Tidakkah itu cukup untuk mengajarkan
kepada kita bahwa Air adalah Tuhan dan Dia adalah Bapa?
8. Anda mengajarkan bahwa Allah sama sekali tidak memuji ketika
Allah selesai menciptakan manusia. Apakah manusia yang diciptakan oleh
Allah itu tidak baik sehingga Allah tidak memujinya baik?
Yang dikehendaki oleh Allah adalah menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa Mereka sementara yang diciptakan oleh Allah adalah manusia
menurut gambar-Nya. Itu berarti ketika diciptakan manusia belum sempurna
karena baru menurut gambar-Nya belum menurut gambar dan rupa Mereka.
Allah tidak memuji bukan karena tidak baik, namun karena proses
penciptaan manusia belum selesai.
Ada tiga proses penciptaan yang harus dilalui oleh manusia sehingga
menjadi gambar dan rupa Mereka (Tritunggal). Proses penciptaan pertama
adalah diciptakan menurut gambar Anak Manusia (Yesus). Penciptaan kedua
adalah diciptakan menurut gambar Anak Allah (Yesus Kristus). Penciptaan
ketiga adalah diciptakan menurut gambar Tuhan Allah.
9. Apa perbedaan Terang dan Gelap di dalam Kejadian 1:5 dan Kejadian 1:14-19?
Di dalam Kejadian 1:3-5, yang diciptakan oleh Allah adalah Terang,
kata Terang diterjemahkan dari kata Ibrani owr (Ore), kata benda artinya
terang. Gelap dalam ayat-ayat tersebut diterjemahkan dari kata Ibrani
choshek (kho-shek’), kata benda, artinya gelap.
Di dalam Kejadian 1:14 yang diciptakan oleh Allah adalah Penerang,
kata itu diterjemahkan dari kata Ibrani ma’owr (maw-ore), kata benda,
artinya Penerang. Penerang di dalam Kejadian 1:14 bukan Terang, sebab
Penerang Besar berkuasa atas Terang alias Siang sementara Penerang Kecil
berkuasa atas Gelap alias Malam.
Kedua Penerang di dalam Kejadian 1:14 mustahil matahari dan bulan.
Kenapa demikian? Karena siang dan malam yang kita alam saat ini bukan
sesuatu namun suatu kondisi. Siang adalah kondisi di mana bumi mendapat
sinar matahari sementara malam adalah kondisi di mana bumi tidak
menerima sinar matahari. Apabila hendak memahami kedua Penerang itu
adalah matahari dan bulan maka siang dan malam haruslah sesuatu, bukan
kondisi. Di samping itu, kita tahu bahwa bulan tidak selamanya muncul di
malam hari. Apabila kedua Penerang itu adalah matahari dan bulan, itu
berarti setiap malam harus ada bulan